Sunday, September 16, 2007

Memotret gelending ”Bola Panas” wacana PMII Cabang tandingan

Wacana deklarasi PMII STAIN Samarinda menjadi tandingan PC. PMII Samarinda menjadi buah bibir yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Pro dan kontra wacana ini telah menyita perhatian warga PMII Samarinda dan menempatkan kelompok yang pro deklarasi dengan argumentasinya di satu sisi dan kelompok yang kontra di sisi yang lain hingga menarik untuk disimak. “Mati” dan “Vakuum”-nya kinerja PC. PMII kota Samarinda periode 2006-2007 di bawah kepemimpinan sahabat Irawan HS menjadi alasan ideologis bagi kehadiran cabang tandingan ini, setidaknya hal tersebut yang muncul dipermukaan, berikut liputannya yang akan terbit berturut-turut selama 2 edisi ke depan, dan bagian pertama liputan ini hanya kami persembahkan kepada anda para pembaca, selamat menyimak.

Kasak-kusuk tentang deklarasi cabang tandingan atas PC. PMII Samarinda semakin menghangat. Setidaknya itu yang ditangkap oleh redaksi Sapulidi. Bermula dari statemen sahabat Amir Tajrid beberapa waktu lalu disela-sela follow up Mapaba PMII STAIN Samarinda di Gedung NU. Seakan membuka kembali kotak Pandora “memori kolektif” akan posisi STAIN Samarinda di Cabang PMII Samarinda yang pernah menorehkan sejarah kelam.

Dalam perjalanan Cabang PMII Samarinda memang terkesan menganak-tirikan Komisariat STAIN Samarinda, menurut pengamatan redaksi begitu pula dalam kepengurusan PC. PMII Samarinda periode 2006-2007 bahkan tak satu pun dari kepengurusan PC. PMII Samarinda yang mengakomodir kader dari STAIN Samarinda.

Semakin aktifnya gerak aktivitas Komisariat STAIN Samarinda beserta sayap-sayapnya di beberapa rayon seperti Rayon Tarbiyah, menguatkan indikasi atau gambaran akan kebangkitan gerakan PMII STAIN Samarinda akhir-akhir ini. ”….Banyak yang sudah kami lakukan, dan akan lebih banyak lagi yang akan kami lakukan guna membesarkan PMII…” tegas Marfu’atin Muthoharoh Ketua Komisariat PMII STAIN Samarinda di sela-sela pidato pembukaan follow up MAPABA bagi sahabat-sahabat Pondok Pesantren Mahasiswa (Pesma) STAIN Samarinda beberapa waktu lalu.

Berikut juga petikan perbincangan redaksi dengan Sahabat Amir Tajrid, M.Ag ketika diminta tanggapan soal posisi STAIN Samarinda dan posisi Cabang PMII Samarinda. “… Kalian sudah mumpuni untuk membuat cabang sendiri seperti di Jawa…Kan di peraturan organisasi juga diatur untuk itu?” selorohnya. “…Jika hal itu lebih baik daripada kalian selalu menjadi warga kelas dua…” tambahnya lagi dengan nada tinggi. Menurut sahabat Amir dengan intensitas program kerja Komisariat seperti sekarang ini seharusnya Cabang PMII Samarinda merasa malu dan belajar tidak melulu larut dalam kevakuman.

Sumber lain yang tidak ingin disebutkan namanya (tentunya adalah bagian dari warga pergerakan) mengatakan bahwa kinerja Cabang PMII Samarinda yang tidak optimal terlihat pula dari beberapa kegiatan atau program terakhir Cabang, misalnya saja acara Harlah PMII, April lalu, kesiapan yang tidak matang menyebabkan acara-acara PMII terkesan tidak jelas dan tidak memiliki daya tawar bagi kader. Kader pun akhirnya memilih untuk mencari kegiatan lain yang lebh bermanfaat menurut mereka. Begitu kesimpulan perbincangan redaksi dengan sumber yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.

Cabang STAIN Samarinda, Mungkinkah?

Dalam sejarah perjalanan PMII di Samarinda, munculnya cabang tandingan memang pernah terjadi yaitu pada periode kepemimpinan sahabat Faisal, 2004-2005. saat itu PMII Metro Samarinda berdiri, walaupun memang benih-benih lahirnya Cabang Metro Samarinda sudah muncul lebih dahulu dengan nama Cabang Metro Unmul pada periode sebelumnya lagi yaitu periode kepeminpinan Sahabat Abdul Wahid (2002-2003).

Kilas sejarah cabang “tandingan” di atas menunjukkan betapa wacana pendirian cabang tandingan dimunculkan oleh sahabat-sahabat dari Unmul Karena tidak puas dengan kepemimpinan cabang “resmi” yaitu pada periode Sahabat Abdul Wahid dan periode Sahabat Faisal. Ketidakpuasan itu mengkristal dengan dibentuknya cabang tandingan, namun dari data yang dihimpun ole redaksi, hampir semua cabang tandingan yang muncul tidak berumur panjang bahkan terkesan hanya membangun daya tawar tanpa tujuan yang betul-betul kualitatif.

Sedangkan dalam sejarah PMII di luar Samarinda, Cabang tandingan yang juga pernah muncul di tempat lain seperti di Makassar, Sul-Sel. Adalah berdirinya PMII Cabang Metro Makassar. Berbeda dengan kasus di samarinda kehadiran dan eksistensi PMII cabang Metro makassar justru sebaliknya, mampu eksis bahkan menjadi lokomotif kaderisasi dan gerakan di kota makassar hingga hari ini. Tujuan kualitatif berupa ideologisasi justru berjalan dinamis dan mampu menandingi bahkan “mengalahkan” kinerja Cabang kota Makassar sendiri. Indikatornya juga dapat dilihat bagaimana sahabat Isro d Pramulyo kader PMII Metro Makassar justru muncul dibursa kandidasi pimpinan PB. PMII 2003 dan akhirnya terilih mendampingi sahabat A. Malik Haramain sebagai Sekjend PB.PMII periode 2003-2005 yang lalu.

Lalu menilik berbagai kilas sejarah dan pengalaman di atas bagaimanakah peluang dan tantangan wacana PMII Cabang STAIN samarinda kedepan? Hanya waktu yang dapat menjawabnya. Munculnya wacana Cabang tandingan di Samarinda oleh PMII STAIN Samarinda haruslah di amati secara arif, dan apabila dilihat dari peluang maka kesiapan kualitatif yang hari ini dimiliki oleh kader-kader PMII STAIN dapat dibilang siap dan meyakinkan. Lalu Bagaimana jua dengan kesiapan kuantitatif berupa pemenuhan kuota dan jumlah kader dan syarat-syarat yuridis-legal-formal yang dicantumkan dalam AD-ART? Minggu depan kami akan mengulasnya lebih jauh….(Bersambung edisi depan)

2 comments:

Admin said...

Jika sudah saatnya melkukan perubahan, maka bukan saatnya dian,,,maju terus selama i'tikadnya adalah GERAKAN ANTI PRGMATISME>>>

bank said...

munculnya keinginan berdirinya PMII cabang Abul Hasan atau cabang STAIN Samarinda bukan merupakan latah-latahan sebagai akibat tidak terakomodirnya kader PMII STAIN pada kabinet cabang periode sahabat irawan, akan tetapi harus dilihat lebih jauh bahwa sudah saatnya PMII harus punya kiprah yang lebih riil, dan jelas ditengah-tengah masyarakat. KIta harus dewasa dan berbesar hati melihat fenomena ini, dan kita khusnudhan bahwa sahabat-sahabat PMII STAIN sudah berani memikul amanat yang lebih besar demi besarnya nama dan peran PMII ditengah masyarakat. Pun juga bagi sahabat-sahabat PMII di UNmul dan lainnya tentunya ini harus jadi motivasi untuk bergerak dan terus bergerak bersama kader dan masyarakat hari ini dan akan datang. Saya optimis dengan adanya PMII cabang Abul Hasan kader PMII unmul tentu akan semakin termotivasi untuk kembali berjaya di UNmul ditengah himpitan gerakan Islam fundamentalaisme yang mulai menguasai dunia kemahasiswaan UNMUL. Salam Pergerakan. Tangan Terkepal dan Maju kemuka